Pada dasarnya, setiap anak memiliki waktu tahapan perkembangan yang berbeda, termasuk kemampuan bicara. Namun, tidak sedikit yang mengalami keterlambatan mengucapkan kata pertama. Para ahli telah memberikan panduan yang menjawab apa gejala anak mengalami speech delay.
Lakukan pendekatan tunggu dan melihat selama mengamati perkembangan anak. Gejala speech delay berikut mungkin muncul dan perlu mendapatkan perhatian lebih.
1. Anak Tidak Menggunakan Gestur
Jika anak tidak menampakkan penggunaan gerak tubuh, bisa jadi hal tersebut merupakan gejala speech delay.
Penggunaan gestur sederhana seperti melambai dan menunjuk umumnya mulai buah hati lakukan ketika berusia 12 bulan atau satu tahun.
Ketika anak mengalami speech delay, ia akan terlambat menunjukkan gestur pada usia yang lebih dewasa. Terus pantau perkembangan anak ketika menurut Anda ia mengalami speech delay.
2. Anak Kesulitan Menirukan Suara
Memasuki usia 18 bulan, umumnya anak sudah mampu mengeluarkan suara imitasi dan mengurangi gestur tubuh.
Ketika Anda menunjukkan suara kucing, misalnya, ia akan bisa menirukan walaupun secara sederhana.
Baca juga : Ketahui 4 Jenis Vitamin Speech Delay untuk Si Kecil
Ciri anak speech delay yang bisa diamati yakni masih memilih menggunakan gerakan dibanding bersuara sebagai alat komunikasi.
Ada kalanya anak justru menunjuk secara acak alih-alih mengikuti instruksi yang diberikan.
3. Tidak Kunjung Mengucapkan Sesuatu yang Bermakna
Keterlambatan memulai gestur tubuh menjadikan perkembangan yang lain ikut terhambat.
Saat usia dua tahun, misalnya, pada umumnya anak mulai mengucapkan susunan kalimat sederhana secara spontan. Seperti ‘ma.. ma..’ atau menyebutkan nama hewan dan benda.
Anak juga tidak menunjukkan perbendaharaan kata yang cukup. Ketika anak masih menirukan ucapan atau tindakan, bisa jadi merupakan tanda-tanda speech delay.
4. Kurang Bahkan Tidak Adanya Reaksi
Pada beberapa tahap usia perkembangan, anak dengan speech delay mengalami kurangnya respons ketika diminta sesuatu.
Bahkan, anak mungkin tidak bereaksi apapun ketika bermain. Misalnya, Anda meminta memberitahukan mana telinga, ia akan kesulitan atau tidak mulai menunjuk sama sekali.
Baca Juga : Sering Dianggap Sama, Ini Beda Anak Speech Delay dan Autis
Keterlambatan memahami kosa kata juga membuat anak dengan speech delay kesulitan ketika dipanggil. Anak mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk merespons atau tidak menoleh sama sekali.
5. Kosakata yang Tidak Bertambah
Seiring bertumbuhnya anak, ia akan sering mendengar orang-orang sekitarnya berbicara dan mengobrol.
Hal ini membantu anak menambah kosa kata. Namun, anak dengan speech delay bisa jadi hanya menggunakan beberapa kosa kata yang sama selama berbulan-bulan.
Anak usia dua tahun umumnya bisa menggunakan dua kata sederhana berupa subjek dan predikat, seperti ‘Ma.. Mam..’ yang menunjukkan minta makan.
Baca Juga : Terapi Speech Delay yang Bisa Dilakukan di Rumah
Saat bertambah usia, kemampuan ini bertambah menjadi tiga kata subjek predikat objek, seperti ‘Pa.. mau gendong’ yang berbeda ketika mengalami speech delay.
6. Kesimpulan
Ketika Anda mengamati dan menemukan tindakan yang menjawab apa gejala anak mengalami speech delay, tidak ada salahnya berkonsultasi pada ahli. Dokter atau terapis akan merekomendasikan tindakan sesuai kebutuhan anak.
Selain itu, lengkapi nutrisi anak dengan Aqqlio agar terhindar dari speech delay.